Esposin, JAKARTA -- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mengingatkan para orang tua untuk mengawasi anak-anak saat bermain game online.
Kecanduan bermain game online berpotensi membentuk kepribadian anak menjadi lebih agresif dan individualis.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
“Gim sekarang itu menjadikan anak lebih individualis dan agresif. Ini yang seringkali orang tua tidak sadar,” kata Asisten Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kemen PPPA, Amurwani Dwi Lestariningsih dalam Media Talk di Jakarta, Jumat (7/7/2023).
Amurwani menjelaskan perilaku anak yang melebihi batas dan umur bisa tercetus dari kebiasaannya memainkan game online yang mengandung kekerasan.
Ia memberikan contoh dengan perilaku seorang siswa SMP di Jawa Tengah yang membakar gedung sekolahnya sendiri.
Pembakaran gedung sekolah oleh anak berinisial R ini dilakukan akibat ia sering menjadi korban perundungan dari teman-teman hingga guru-gurunya di sekolah.
“Kalau kami melihat, itu dari pola asuh anak. Proses imitasi. Dia banyak melihat dan bermain gim. Saya kalau melihat anak saya main gim itu khawatir,” kata Amurwani, seperti dikutip Esposin dari Antara.
Amurwani menjelaskan banyak orang tua yang tidak sadar bahwa gim yang dimainkan oleh anak-anak mereka mengandung visual yang tidak sesuai dengan umur.
Sehingga, anak-anak tersebut akan menirunya ketika ia sedang dirundung masalah.
Oleh sebab itu, ia menegaskan sudah seharusnya orang tua menerapkan aturan main dalam pola asuh dan sistem nilai dalam keluarganya baik dari sisi jam bermain hingga jenis permainan kepada anak-anak.
Ia menuturkan harus ada nilai-nilai yang disampaikan secara langsung kepada anak seperti permainan yang baik dan yang tidak serta boleh dimainkan dan tidak boleh dimainkan.
“Harus jelas. Jangan dilarang main gim tetapi dikasih gawai bahkan bapak ibunya sibuk main gawai di depan anaknya,” ujar Amurwani.
Ia menambahkan, orang tua harus memberikan kesejahteraan bagi anaknya yang tidak hanya berkaitan dengan makanan, pakaian, dan rumah tetapi juga rasa aman, bahagia, dan nyaman bagi anak.
“Bahagia anak itu ada yang diberi dongeng saja sudah senang sekali, dipeluk sudah senang, sehingga perhatian itu menjadi hal penting dalam pola asuh,” katanya.