Esposin, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis 0,03% atau 4 poin ke 13.046/US$ pada perdagangan hari ini, Senin (24/10/2016).
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Sebelumnya, rupiah ditutup terdepresiasi 34 poin atau 0,26% ke level Rp13.042/US$ setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.007 – Rp13.068/US$
Nilai tukar rupiah tertekan sejalan dengan pergerakan mata uang Asia lainnya terhadap dolar AS. Seperti diketahui pergerakan dolar AS melanjutkan penguatan seiring berlanjutnya pelemahan kinerja euro.
Sebelumnya, indeks indeks dolar AS juga menguat ditopang pelemahan euro serta pernyataan hawkish dari pejabat Federal Reserve mengenai rencana kenaikan suku bunga acuan AS.
Seperti dilansir Reuters, ketua The Fed wilayah New York William Dudley dalam pidatonya Rabu pekan lalu menyatakan bank sentral AS kemungkinan akan menaikkan suku bunga akhir tahun ini asal ekonomi AS tetap mendukung.
Adapun Euro jatuh ke level terendah empat bulan terakhir terhadap dolar AS setelah Bank Sentral Eropa memutuskan tetap mempertahankan dan tidak menaikkan suku bunga acuan.
Gubernur ECB Mario Draghi dalam pidatonya Kamis pekan lalu mengisyaratkan Bank Sentral Eropa mungkin tidak akan menghentikan program quantitative easingnya tanpa tapering terlebih dahulu, yang menunjukkan stimulus kemungkinan akan berjalan hingga setelah Maret 2017.
US Dollar Index yang memantau pergerakan mata uang dolar AS terhadap mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,26 poin atau 0,26% ke 98,575 pada pukul 15.58 WIB.
Sementara itu, mata uang di Asia Tenggara seluruhnya melemah. Dolar Singapura terdepresiasi 0,14%, baht Thailand melemah 0,40%, ringgit, Malaysia turun 0,22%, dan peso Filipina melemah 0,46%.