Bandung (Espos) - Penyerang Jemaat Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten memakai pita berwarna biru dan hijau. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono mengatakan jika sudah memakai tanda khusus, serangan itu sudah terkoordinasi.
"Kalau soal itu (pita-red) saya enggak tahu. Tapi kalau sudah memakai tanda-tanda khusus, kalau menurut pengamatan intelijen itu berarti sudah terkoordinasi," ucap Hendropriyono.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Hal itu dikatakan Hendro saat menghadiri Sidang Desertasi Promosi Doktor kepada Susaningtyas NH Kertiopati di Kampus Universitas Padjajaran, Jalan Dipatiukur, Bandung, Jawa Barat, Jumat (11/2/2011).
Saat disinggung siapa pengerak massa tersebut, Hendro mengaku tidak mengetahuinya. Demikian halnya saat ditanya apakah di balik serangan itu ada settingan, dia enggan berkomentar. "Saya enggak ngerti, sekarang ini saya rakyat biasa," ujar Hendro.
Hendro juga menegaskan bahwa fungsi intelijen untuk kasus Cikeusik dan Temanggung ini sudah sesuai dengan kinerjanya. "Saya kira tidak kecolongan dari intelijen, mereka sudah lakukan tugasnya," ujar dia.
Menurut Hendro, tragedi seperti Cikeusik dan Temanggung akan terus berlanjut. Dia menyebut hampir semua daerah Indonesia rawan konflik. "Ya kasus-kasus seperti ini akan terus berlanjut. Itu hampir di seluruh wilayah Indonesia," kata Hendro.
Kendati tidak menyebutkan bagian-bagian wilayah mana saja yang rawan konflik. Namun Pulau Jawa salah satu daerah yang rawan konflik juga. "Termasuk juga mengenai konflik SARA. Saya harap pemerintah untuk mengantisipasi dan bisa melakukan tindakan tegas," imbaunya.
Sebelumnya video peristiwa penyerbuan rumah jemaat Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, menjadi bukti yang sangat penting untuk mengungkap tragedi itu. Fakta yang paling mencolok adalah soal pita biru dan hijau yang dipakai para penyerbu rumah jemaat Ahmadiyah. dtc/try