by Redaksi - Espos.id News - Jumat, 10 Juni 2011 - 07:43 WIB
Solo (Esposin) - Ketua Lajnah Pendidikan dan Pengajaran Al Irsyad Solo, Haydar Ahmad Sungkar, dalam rilis yang diterima Espos, Kamis (9/6/2011), menyatakan pernyataan awal Sutardi soal penolakan menghormat bendera oleh Al Irsyad Tawangmangu adalah pernyataan pribadi yang tidak bisa disamakan dengan pendapat keseluruhan Al Irsyad. Di Solo, pihaknya mendukung sepenuhnya kebijakan pemerintah dan selama ini telah terjalin kerja sama yang baik dengan Pemkot.
Sementara itu, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) prihatin terhadap adanya penolakan hormat kepada bendera Merah Putih di Karanganyar. Hal itu diungkapkan Mayjen TNI Puspo Djoko Purwanto dari Lemhanas, saat memimpin Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Lemhannas Angkatan XVII di Bale Tawangarum Balaikota Solo, Kamis.
”Hal ini tentunya menjadi sebuah keprihatinan tersendiri. Mengapa sebagai bangsa Indonesia menolak menghormat bendera apalagi menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya? Sebab, kalau bukan kita sebagai bangsa Indonesia yang melakukannya, lalu siapa lagi?” ujarnya kepada wartawan.
Menurut Puspo Djoko Purwanto, ancaman Bupati Karanganyar, Rina Iriani untuk menutup sekolah yang menolak menghormat bendera bisa diterima. Menurutnya, hal itu menjadi wewenang pemerintah daerah untuk membina jajarannya. Namun sesuai esensinya, pemerintah wajib menegakkan keutuhan NKRI dan semangat nasionalisme.
Di Semarang, Gubernur Bibit Waluyo meminta sekolah serta guru di Kabupaten Karanganyar yang menolak menghormat bendera Merah Putih ditindak tegas agar permasalahan ini tidak semakin berkembang. "Kalau hidup di Indonesia bukan seperti itu caranya, apalagi ini dilakukan guru yang seharusnya digugu dan ditiru," kata Gubernur.
sry/Ant