Esposin, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, merespons pidato Bahlil Lahadalia soal sosok Raja Jawa yang ramai diperbincangkan publik.
Menurutnya, apa yang disampaikan sosok penggantinya sebagai Golkar 1 itu merupakan ungkapan zaman dahulu.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
“Raja Jawa itu kan zaman kerajaan dulu. Bukan zaman sekarang,” katanya kepada wartawan di Jakarta International Expo (Jiexpo) Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2024).
Sementara itu, mengenai ketidakhadirannya dalam acara Musyawarah Nasional (Munas) Golkar baru-baru ini, Airlangga enggan banyak berkomentar.
Dia hanya merespons ihwal rencana pemberian penghargaan dari partainya itu. Menurutnya, hal itu akan dilakukan kala perayaan hari ulang tahun (HUT) Golkar.
“Kan bukan di Munas Golkar. Di HUT Golkar. Beda HUT dengan Munas. Kalau ada perayaan HUT, kita warga Golkar hadir,” sambung Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menyinggung sosok Raja Jawa dalam pidato pertamanya sebagai Ketum. Bahlil menekankan bahwa Partai Golkar perlu lebih paten lagi.
Menurut pria yang juga baru saja dilantik sebagai Menteri ESDM ini, hanya dampak buruk yang akan mengintai partai berlogo pohon beringin itu jika bermain-main.
“Jadi kita harus lebih paten lagi, soalnya Raja Jawa ini kalau kita main-main celaka kita. Saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh, ini ngeri-ngeri sedap barang ini, saya kasih tahu,” jelas Bahlil di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2024).
Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Airlangga Beri Respons soal 'Raja Jawa' yang Disinggung Bahlil di Munas Golkar"