Apa tuntutan massa itu? Mereka meminta KPK mengusut tuntas dugaan korupsi yang dilakukan Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi).
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Koordinator lapangan aksi Laskar Soloraya Peduli Bangsa, Norman Napsir, mengatakan aksi kali ini bertepatan dengan kedatangan Ketua KPK, Abraham Samad ke Solo untuk meresmikan Pusat Studi Transparansi Publik dan Antikorupsi (Pustapako) UNS.
“KPK harus berani mengusut tuntas dugaan korupsi pendidikan, transjakarta, serta anggaran pilpres oleh Jokowi. Dana korupsi bus transjakarta bisa saja digunakan untuk kampanye pilpres. Uang transjakarta tidak sedikit, nilainya hingga milyaran rupiah,” kata Norman saat dijumpai wartawan di sela-sela aksi, Kamis.
Norman mengatakan aksi yang diikuti oleh puluhan orang tersebut juga bertujuan agar Abraham memperhatikan aspirasi mereka. Masa aksi ingin Abraham Samad menerima sejumlah bukti dugaan korupsi oleh Jokowi.
“Kami juga berharap KPK berani membongkar rekening gendut Jokowi yang disinyalir ada di 20 negara di dunia. Kami memprediksi nilai penggelembuangan dana untuk daftar pemilih tetap [DPT] saja hingga Rp10 miliar hingga Rp15 miliar,” ujar Norman.
Sementara itu, menaggapi adanya aksi demo terhadapnya, Abraham Samad kepada wartawan, mengatakan bahwa semua pihak maupun elemen masyarakat berhak melaporkan kasus dugaan korupsi kepada KPK.
Dia mengatakan, setiap hari Direktorat Pengaduan Masyarakat (Damas) KPK menerima 30 sampai 40 laporan kasus dugaan korupsi.
Abraham menjelaskan, untuk kasus anggaran pendidikan yang diduga melibatkan mantan Wali Kota Solo tersebut saat ini masih dalam tahap verifikasi di Direktorat Dalmas. “Intinya jangan apriori terhadap KPK jika kami mau memainkan atau menutup-nutupi sebuah kasus,” kata Abraham.