Esposin, SOLO—Sebanyak 506 siswa kelas VII sampai IX SMPIT Nur Hidayah Solo belajar sejarah melalui keseruan Monpers Goes to School di halaman sekolah setempat, Kamis (18/7/2024).
Para siswa antusias mengikuti kegiatan tersebut. Sejumlah siswa menampilkan bakat mereka di atas panggung. Mereka yang unjuk gigi itu merupakan bagian dari ekstrakurikuler sekolah seperti Taekwondo, English Club, Badminton, Desain Grafis, dan lainnya. Setidaknya ada 20 ekstrakurikuler dan organisasi siswa yang tampil.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Lalu pada kegiatan tersebut juga dipilih dua siswa untuk menjadi Duta Monpers yang mewakili SMPIT Nur Hidayah Solo. Duta Monpers akan dilibatkan dalam kegiatan yang di Monumen Pers Nasional.
Duta Monumen Pers Nasional juga bertugas mengajak teman sebaya untuk gemar berkunjung ke museum. Termasuk memperkenalkan layanan yang ada di Monumen Pers Nasional Solo.
Pihak Monumen Pers dan SMPIT Nur Hidayah Solo kemudian menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman. MoU itu mencakup kerja sama kedua belah pihak dalam menjalankan pembelajaran luar kelas seperti berkunjung ke Museum Monumen Pers atau terlibat dalam kegiatan lain.
Kasubag Umum Monumen Pers Nasional, Kuncoro Mahendro Suryo, mengatakan pihaknya selalu komitmen dengan menyambangi sekolah-sekolah di Kota Solo secara berkala. Menurutnya hal itu penting dilakukan untuk mendekatkan museum ke siswa sekolah.
“Agar pelajar itu mengetahui sejarah zaman dulu, khususnya sejarah pers. Kegiatan ini mampu meningkatkan literasi siswa khususnya dalam sejarah,” kata dia ketika berbincang dengan Esposin di lokasi acara, Kamis (18/7/2024).
Yoyok, sapaan akrabnya mengatakan salah satu sarana meningkatkan minat siswa terhadap sejarah dengan berkunjung ke Museum Monumen Pers Nasional yang ada di Jl. Gajahmada No.59, Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.
“Kami berharap para siswa bisa belajar dari Monumen Pers karena di sana tersimpan koleksi, terutama tentang sejarah pers nasional. Tidak hanya belajar, di situ kita bisa bermain dan berinteraksi dengan siswa lain,” kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Tim Monumen Pers Nasional memperkenalkan sejumlah layanan kepada para siswa. Setidaknya ada empat layanan, pertama adalah papan baca. Pada papan baca yang terletak di depan museum menyajikan sejumlah koran lokal sampai nasional.
Kedua, museum yang memiliki koleksi benda bersejarah di masa lalu seperti radio kambing, majalah, sampai publikasi koran sejak masa kolonialisme. Selanjutnya, layanan ketiga yakni perpustakaan yang mengoleksi buku-buku terbaru dengan suasana baca yang kondusif.
Terakhir adalah E-paper. Terdapat koran-koran tua yang berhasil didigitasi sehingga mudah diakses oleh masyarakat umum. Bahan-bahan pers tersebut bisa dimanfaatkan untuk melakukan penelitian ilmiah seperti jurnal, skripsi, tersis, sampai disertasi.
“Dan tanggal 23 [Juli 2024] kami akan launching museum anak, kami akan membuka perpustakaan anak,” kata Yoyok. Dengan begitu, dia berharap jumlah pengunjung perpustakaan semakin banyak dan bisa meningkatkan minat baca pada anak.
Dia mengatakan pada tahun ini sudah ada delapan sekolah yang sudah disambangi oleh Monumen Pers Nasional. Rencananya ada dua sekolah lagi yang akan diberikan edukasi mengenai sejarah pers nasional.
Kepala SMPIT Nur Hidayah Solo, Bangun Rohmadi, menyambut baik kegiatan tersebut. Menurut dia, kegiatan Monpers Goes to School bisa mendukung ekosistem pendidikan. Menurut dia, pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, butuh dukungan dari berbagai pihak salah satunya adalah Monumen Pers.
“Acara ini secara konten itu sangat edukatif, apalagi ini datang langsung ke sekolah. Ini sangat bagus untuk mendekatkan sekolah pada hal-hal yang bernilai sejarah. Apalagi genari hari ini loss history,” kata dia.
Selain itu, kegiatan tersebut bermanfaat untuk menggiatkan kegiatan literasi di lingkungan sekolah. Terlebih di sekolah terdapat organisasi Pegiat Literasi Sekolah (PLS) yang mana setiap bulan membuat buka dan diskusi. Dia mengatakan akan memanfaatkan fasilitas yang ada di Monumen Pers.
“Ini nanti kami coba fasilitas mengambil [meteri] literasi yang ada di Monumen Pers. Karena ternyata di sana sangat terbuka dan bisa diakses oleh siswa. Nanti bisa dibuat kegiatan terkait literasi baik tentang sejarah atau hal lain,” kata dia.