Esposin, PADANG PARIAMAN — Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menjelaskan sebanyak 41 orang meninggal dunia hingga penutupan data per tadi malam (Minggu, 12/5/2024) akibat bencana banjir lahar hujan dan longsor Gunung Marapi di Sumatra Barat (Sumbar).
Pembentukan posko utama dinilai dapat memaksimalkan alur koordinasi penanganan dampak bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah daerah di Sumbar.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
"Posko utama akan didirikan hari ini juga, penetapannya dilakukan pada saat rapat koordinasi dipimpin Kepala BNPB di Padang," kata dia, Senin (13/5/2024), dilansir Antara.
Menurut dia, posko utama tersebut menjadi pusat koordinasi antarpimpinan tim gabungan baik tingkat pusat maupun dari pemerintah kabupaten/kota dan provinsi selama masa tanggap darurat bencana banjir dan longsor yang sedang melanda Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Panjang, Padang Pariaman dan sekitarnya.
Dicontohkan misalnya saat ini yang butuh untuk dimaksimalkan terkait koordinasi proses evakuasi korban jiwa, pencarian korban yang hilang, pendataan jumlah warga terdampak, dan jumlah dampak kerusakan pada fasilitas publik pertanian dan perkebunan.
"Bila dilaporkan jumlah korban meninggal 37 orang dari sebelumnya masyarakat ke BPBD, dan dari BPBD ke BNPB melaporkan sudah 41 orang meninggal. Serta jumlah data korban hilang yang masih dalam pencarian di Basarnas serta TNI-POLRI yang memberikan data ada 283. Semua akan kami sesuaikan ulang data jasad ditemukan baik yang teridentifikasi maupun belum," ujarnya.
Pihaknya menilai kondisi seperti itu bisa terjadi di 1-2 hari pertama karena data yang masuk belum terskrining utuh sehingga data di satu kabupaten kadang juga tercatat juga di kabupaten lainnya.
Maka dari itu, menurut Abdul, keberadaan posko utama penting untuk disegerakan supaya semua kebutuhan sekaligus hambatan yang dihadapi tim gabungan di setiap lokasi bencana bisa segera diselesaikan.
Termasuk pula untuk percepatan pendistribusian bantuan logistik, hingga fase rehabilitasi bangunan rusak terdampak bencana di setiap kabupaten kota yang sejatinya membutuhkan data rinci untuk direalisasikan secara tepat dan cepat.
"Prinsipnya dalam keadaan darurat seperti ini keselamatan warga korban adalah yang diprioritaskan untuk disegerakan," ujarnya.
Selanjutnya, jumlah orang yang dilaporkan hilang ada sebanyak 17 orang. Masing-masing 14 orang hilang dari Kabupaten Tanah Datar dan tiga lainnya dari Kabupaten Agam.
Diperkirakan lebih dari 200 orang warga mengungsi, dan lebih dari 100 unit rumah dan puluhan fasilitas publik rusak.
Hujan deras yang mengguyur juga menimbulkan tanah longsor hingga memutus jalan dan melumpuhkan arus lalu lintas.
Di antaranya seperti di wilayah Malalak Kabupaten Agam (Jalan Penghubung Padang-Bukit Tinggi), Sitinjau Lauik Kabupaten Tanah Datar (Jalur Penghubung Padang – Solok), Jalan Lembah Anai (Jalur Penghubung Bukit Tinggi-Padang) dan Kelok Sembilan.