Esposin, SRAGEN—Ulasan ihwal sebuah batu berbentuk yoni yang ditemukan di ladang milik warga di Dukuh Tunggon, Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Sragen, beberapa waktu lalu, akhirnya diekskavasi menjadi berita terpopuler laman Esposin, Jumat (5/7/2024) pagi.
Berita terpopuler tersebut mengungkap eksvakasi dilakukan Tim Pemerintah Desa Karangpelem dengan pendampingan dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Rabu-Kamis (3-4/7/2024).
Yoni itu dinilai TACB Sragen sebagai yoni langka dan terhitung yoni besar di Sragen yang dibuat pada masa klasik. Yoni tersebut tertimbun tanah sedalam 50-80 cm. Ukuran yoni pada sisi bagian atas 70 cm x 70 cm sedangkan pada bagian bawah berukuran 80 cm x 80 cm.
Yoni tersebut tidak rata bagian bawah seperti lazimnya yoni yang ditemukan di wilayah Sragen dan daerah lainnya. Di bagian bawah atau kaki yoni masih terdapat tambahan batu. Sepertinya yoni itu tidak diletakkan pada altar tetapi yoni yang ditanam di tanah.
Proses ekskavasinya cukup berat karena volume batu yoni yang diperkirakan mencapai ratusan kilogram. Dalam proses ekskavasinya membutuhkan waktu dan kehati-hatian supaya batu yoni tidak rusak.
Banyak orang yang dilibatkan untuk evakuasi batu yoni itu dengan menggunakan katrol berkapasitas sampai 10 ton. Rencananya, batu yoni itu akan dikonservasi dan dilestarikan di Balai Desa Karangpelem bersama dengan temuan batuan yang diduga cagar budaya lainnya.
Kepala Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Sragen, Suwarno, kepada Esposin, Kamis (4/7/2024), mengungkapkan setelah nanti yoni itu dievakuasi akan dibuatkan tempat khusus, seperti museum mini.
Lokasinya didesain khusus dengan dindingnya nanti dari kaca sehingga dapat dilihat dari luar. Dia mengatakan yoni itu dipajang dalam kondisi bersih, sebagai tanda bahwa ada penemuan barang-barang yang mengandung nilai sejarah dan termasuk peninggalan zaman kerajaan.
“Ke depan benda-benda itu menjadi cagar budaya bagi warga Desa Karangpelem. Rencana diletakkan di depan aula Balai Desa. Karangpelem dengan tujuan agar perawatan mudah. Setiap saat tamu berkunjung atau datang bisa melihat secara langsung yoni tersebut. Penempatan yoni di Balai Desa Karangpelem juga sebagai sarana edukasi ke warga dan generasi muda desa. Nantinya ketika ada penandatanganan prasasti dari Bupati juga dekat itu,” ujarnya.
Berikut 10 berita terpopuler Esposin 24 jam terakhir hingga Jumat (5/7/2024) pagi:
- Yoni Jumbo dan Langka di Karangpelem Sragen Diekskavasi
- Innalillahi, Longsor Terjang Mojosongo Solo, 2 Meninggal Tertimbun Tanah
- Cek Desamu! Ini Daftar 114 Desa Berstatus Mandiri di Wonogiri
- Bapak-Anak Jadi Korban Tanah Longsor di Mojosongo Solo, Begini Kronologinya
- Terbukti Asusila, Ketua KPU Hasyim Asy'ari Sengaja Ubah PKPU untuk Incar Korban
- Aset Pemkab Rp110 Miliar Hilang-Rusak Berat, BKD Boyolali Lakukan Terobosan
- Pemkot Solo Mendadak Tunda Pelantikan Pejabat Tanpa Alasan, ASN Kecele
- Demi Tiduri Korban, Eks Ketua KPU Hasyim Asy'ari Disebut Ngaku Ceraikan Istri
- Kronologi Lengkap Pemecatan Dekan FK Unair yang Diduga Tolak Impor Dokter Asing
- Sejarawan Solo: Wibawa MN X Jatuh Bila Maju Pilkada Solo 2024